Home » Balita » Orangtua Jangan Suka Paksa Anak Balita Minta Maaf, Kenapa Ya?
Jangan paksa anak minta maaf

Orangtua Jangan Suka Paksa Anak Balita Minta Maaf, Kenapa Ya?

Hai Parents, Pertanyaan yang mungkin membuat sebagian dari kita bingung. Bukankah mengajarkan anak minta maaf sejak dini itu baik?. Memang betul, mengajarkan anak minta maaf itu baik. Mengajarkan minta maaf, bukan memaksa anak untuk minta maaf. Sebagian dari kita mungkin bermaksud memberi tahu anak bahwa perilakunya itu tidak baik, perbuatannya itu salah, atas dasar itu kita sering memaksa anak minta maaf pada orang lain.

Ketika seseorang merasa dirugikan, permintaan maaf telah terbukti membantu dalam berbagai cara. Permintaan maaf dapat mengurangi niat membalas, memudahkan pihak yang tersakiti untuk memaafkan dan menaruh empati bagi pelaku kesalahan. Selain itu pada beberapa kasus dapat membantu memperbaiki kepercayaan yang rusak.

Nah, jika hal ini penting bagi kita orang dewasa, tentu juga penting bagi anak. Apalagi, usia dini merupakan fase yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai dasar kemanusiaan. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak di usia dini mulai dari 4 tahun, dapat memahami manfaat emosional dari permintaan maaf. Mereka dapat memahami, bahwa permintaan maaf dapat memperbaiki perasaan seseorang yang sedang kesal.

Menurut laman Todays Parent, studi terbaru juga turut menguji dampak sebenarnya dari permintaan maaf pada anak-anak. Anak berusia empat hingga tujuh tahun yang menerima permintaan maaf merasa lebih baik dan memandang anak yang melanggar adalah seseorang yang lebih baik serta lebih menyesal. Temuan ini menunjukkan bahwa permintaan maaf menghasilkan pengampunan, bahkan pada anak-anak yang telah mengalami insiden yang membuatnya sedih.

Anak berusia empat hingga tujuh tahun yang menerima permintaan maaf merasa lebih baik dan memandang anak yang melanggar adalah seseorang yang lebih baik serta lebih menyesal

parentspedia.com

Ajarkan agar anak paham, bukan memaksanya untuk minta maaf

minta maaf
Ajarkan anak konsep minta maaf

Semakin dini orangtua mengajarkan anak meminta maaf, maka kian terasah pula rasa empatinya. Meski begitu, hindari memaksa anak berusia balita untuk minta maaf kepada orang lain. Berikanlah pemahaman pada anak, ajarkan anak bahwa perbuatannya itu merugikan atau menyakiti perasaan orang lain. Pemaksaan tanpa pemahaman mengenai konsep meminta maaf yang tepat akan membuat anak keliru dalam memahami makna meminta maaf.

Cari Tahu Juga :  Ucapan-Ucapan Ajaib Ini Harus Anak Dengar Dari Orangtua, Kenapa Ya?

Menurut Joan Durrant, seorang psikolog perkembangan, memaksa anak untuk meminta maaf ketika tidak bermaksud, bukanlah sikap yang baik. Ketika anak tidak merasa harus meminta maaf namun mereka dipaksa untuk melakukannya, hal itu seperti melatihnya untuk berbohong. Memaksa anak untuk meminta maaf dapat menyebabkan lebih banyak perlawanan. Pada efek jangka panjang, akan sangat sulit baginya untuk meminta maaf saat sudah tumbuh dewasa.

Sekarang, daripada memaksa anak meminta maaf, sebagai orangtua mari kita buat anak memahami konsep minta maaf dengan langkah-langkah berikut ini.

1. Kenalkan anak dengan berbagai emosi untuk membangun rasa empatinya

Emosi anak
Kenalkan anak dengan berbagai emosi

Pengenalan ini dapat orangtua lakukan dengan memberikan contoh ekspresi melalui sandiwara peran antara ayah dan bunda atau penjelasan melalui mimik wajah. Langkah ini agar anak memahami beragam reaksi yang terjadi dari suatu tindakan yang dilakukan. Saat anak telah mengenal dan memahami berbagai emosi, maka ketika anak berbuat salah, anak akan menyadari bahwa tindakannya pada orang lain itu salah. Jika sudah demikian, maka akan terbangun rasa empatinya pada orang lain.

2. Fokus pada situasinya

Fokus pada anak
Fokus pada situasinya

Biasakan untuk fokus pada sikap dan situasi yang terjadi serta konsekuensi dari tindakannya, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Ajarkan dan bimbing anak agar bersedia melakukan sesuatu untuk memperbaikinya dan bersedia meminta maaf.

Misalnya dalam suatu kondisi di mana anak kita mengambil atau merebut kue temannya, lalu temannya itu menangis. Ketimbang memaksanya minta maaf, pelan-pelan ajak anak berbicara. Tanyakan kue siapa yang baru saja dia ambil. Lantas apa reaksi dari teman yang kehilangan kue tersebut. Dengan memberitahu situasinya, maka anak akan memahami bahwa tindakannya telah membuat temannya sedih.

Cari Tahu Juga :  Anak Susah Makan Sayur? Jangan Khawatir, Ini Trik Mengatasinya

3. Pahami karakter dan tingkat pemahaman anak

Anak marah
Pahami karakter dan pemahaman anak

Dalam mengajarkan pemahaman konsep minta maaf, sebagai orangtua kita harus memahami karakter anak kita. Setiap anak memiliki karakter yang berbeda. Jika anak belum juga memahami konsep meminta maaf, maka orangtua dapat menunjukan pada anak dengan langsung meminta maaf kepada anak yang ‘tersakiti’. Hal itu sebagai contoh bagi anak yang berharap dapat mereka tiru. Orangtua perlu mengetahui juga, tidak semua anak mampu mengidentifikasi bila dia berbuat salah.

4. Pisahkan anak yang berkonfilk

Anak berantem
Anak perang bantal

Pada usia ini, ketahuilah bahwa keterampilan sosial atau bahasa anak belum berkembang sepenuhnya. Karena belum memiliki keterampilan interpersonal dan kemampuan verbal, anak cenderung menggunakan pukulan atau perilaku agresif lainnya untuk mengekspresikan kemarahan dan frustrasinya.

Ketika sedang terjadi konflik, orangtua dapat berada di tengah anak yang berkonflik. Namun usahakan jangan masuk ke dalam lingkup konflik. Orangtua mesti menjadi penengah yang bijak dan katakan kepada mereka bahwa masalah itu dapat diselesaikan dengan baik. Jangan membawa konflik sebagai contoh pesan moral bagi anak untuk minta maaf.

Saat terjadi konflik, orangtua mesti menjadi penengah yang bijak dan katakan kepada mereka bahwa masalah itu dapat diselesaikan dengan baik.

parentspedia.com

Setelah konflik berakhir, dengan tegas katakan padanya bahwa memukul dan menggigit itu menyakitkan, dan itu tidak diperbolehkan. Jelaskan pula konsekuensinya, biarkan anak menghubungkan konsekuensi ini dengan pelanggaran ringannya. Seiring waktu, anak akan paham dan mengubah perilakunya.

Cari Tahu Juga :  Jangan Tunda, Penting Ajarkan Anak Disiplin Sejak Dini, Kenapa Ya?

Sebagai orangtua yang telah memiliki buah hati, kita harus memahami cara mendidik mereka dengan baik. Pelajari dan pahami perkembangan anak kita, jangan sampai saat mendidik dengan cara tertentu, niatnya ingin hasil yang baik, malah justru membuat efek negatif pada anak. Dalam hal ini misalnya adalah dengan memaksa buah hati untuk meminta maaf saat mereka kesalahan tertentu.

Sekarang kita paham bahwa memaksa anak meminta maaf bukanlah sikap yang bijaksana. Anak bersedia meminta maaf bukan karena kita yang meminta, tetapi atas dasar kesadaran dan ketulusan. Sikap anak itu merupakan sebuah akibat, dan akibat itu penyebabnya adalah kita sebagai orangtua telah mengajarkan anak makna minta maaf melalui langkah-langkah yang tepat. Jadi yuk utamakan bimbingan bukan paksaan.

Bagaimana Reaksinya, Parents?
+1
+1
+1
+1
+1
+1
+1

Tim Admin

Tim Admin Parentspedia

More Reading

Post navigation

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *