Parents, kehidupan modern tidak dapat kita pungkiri membawa banyak tekanan dan tantangan, terutama bagi anak-anak yang masih dalam tahap perkembangan. Orang tua memiliki peran krusial terhadap perkembangan psikologis mereka. Salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian secara khusus adalah mencegah anak merasa insecure atau tidak aman dalam diri sendiri.
Mengutip dari Psychology Today, insecurity bisa karena beberapa hal, seperti pengalaman traumatis atau akumulasi dari momen-momen kecemasan atau kritik terhadap diri anak. Misalnya, mendapat ejekan atau kritik dari pihak luar kepada diri anak. Pada seseorang yang sering mengalaminya, mereka jadi sering membandingkan dirinya dengan anak-anak lain. Imbasnya bisa menimbulkan rasa ketidakpercayaan diri dan merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri.
Yang Bisa Orang Tua Lakukan Saat Anak Merasa Insecure
Terkadang tidak mudah juga bagi orang tua menyadari anaknya sedang mengalami perasaan insecure. Padahal apabila terjadi secara terus menerus, tentu akan membahayakan bagi kesehatan mental anak. Sebelum memahami langkah-langkah untuk membantu anak yang mengalami perasaan insecure, parents perlu pahami mengapa anak-anak pun sudah mulai bisa merasakan insecure.
Imbas dari perasaan insecure secara terus-menerus bisa menimbulkan rasa ketidakpercayaan diri dan merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri
Parentspedia
Menurut Psikolog Anak dan Keluarga Rumah Dandelion, Rizqina Ardiwijaya M. Psi, penyebab Insecurity misalnya dalam hal ini terhadap bentuk tubuh tidak hanya dirasakan oleh remaja atau dewasa, tapi anak usia dini juga bisa merasakan insecure. Lebih lanjut sebagaimana mengutip dari Kumparan, Rizqina mengatakan karena saat ini anak sedang mengembangkan Self Awareness, di mana penilaian orang sekitar sudah bisa mereka rasakan.

Dalam membantu anak-anak mengatasi ketidakamanan emosional atau perasaan insecure yang mungkin muncul, ada beberapa langkah yang dapat orang tua lakukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan membangun keamanan emosional anak.
1. Memberikan Dukungan Emosional yang Konsisten
Orang tua perlu menyadari pentingnya memberikan dukungan emosional yang konsisten kepada anak-anak mereka. Dukungan ini mencakup penerimaan, cinta, dan perhatian. Saat anak merasa mendapat dukungan secara emosional dari orang tua, mereka akan lebih percaya diri dan memiliki dasar yang kuat untuk menghadapi tantangan hidup.
2. Membangun Komunikasi Terbuka
Komunikasi terbuka merupakan kunci untuk memahami perasaan dan kebutuhan anak. Orang tua perlu menciptakan lingkungan di mana anak merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan mereka tanpa takut dihakimi. Dengan demikian, anak dapat mengungkapkan ketidakamanan atau kekhawatiran yang mungkin muncul.
Parents dapat melakukan pendekatan persuasif, mengawali pembicaraan dengan obrolan santai, membahas hal-hal yang anak sukai, baru kemudian membahas topik yang menjadi persoalan anak. Semakin anak sering curhat dengan orang tua, semakin mudah kita membantu mereka menyelesaikan persoalannya.
3. Memberikan Pujian yang Tepat
Memberikan pujian yang tepat dapat menjadi cara efektif untuk membangun rasa percaya diri pada anak. Namun, pujian yang orang tua berikan sebaiknya fokus pada usaha dan pengembangan kemampuan, bukan hanya pada hasil akhir saja. Ini membantu anak memahami bahwa proses belajar dan tumbuh adalah hal yang normal dan berharga.
4. Mendorong Kemandirian
Mendorong anak untuk menjadi mandiri merupakan langkah penting dalam mengatasi rasa insecure. Memberikan tanggung jawab yang sesuai dengan usia mereka dan memberi mereka kepercayaan diri untuk mengatasi tugas-tugas tersebut dapat meningkatkan rasa otonomi dan kepercayaan diri anak.
5. Berikan Ruang untuk Ekspresi Diri
Memberikan anak ruang untuk mengekspresikan diri mereka dengan bebas adalah kunci untuk mengatasi perasaan insecure. Orang tua harus membantu anak menemukan kegiatan atau hobi yang mereka nikmati, dan memberikan dukungan penuh untuk mengembangkan minat dan bakat mereka.
6. Menjaga Konsistensi dalam Aturan dan Batasan
Anak-anak membutuhkan struktur dan konsistensi dalam aturan dan batasan. Orang tua perlu bekerja sama untuk menetapkan aturan yang jelas dan konsisten dalam penerapannya. Hal ini membantu menciptakan lingkungan yang dapat diprediksi, yang pada gilirannya memberikan anak rasa aman.
7. Mengajarkan Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial yang baik merupakan aspek penting dalam pembentukan hubungan interpersonal yang positif. Orang tua perlu mengajarkan anak tentang empati, komunikasi yang efektif, dan cara berinteraksi dengan orang lain. Dengan memiliki keterampilan sosial yang baik, anak dapat merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam berbagai situasi sosial.
8. Menjaga Keseimbangan Antara Dukungan dan Tantangan
Orang tua perlu menjaga keseimbangan antara memberikan dukungan dan memberikan tantangan pada anak. Terlalu banyak dukungan tanpa tantangan dapat menghambat perkembangan anak, sementara terlalu banyak tantangan tanpa dukungan dapat meningkatkan risiko anak merasa tidak aman.
9. Melibatkan Anak Dalam Pengambilan Keputusan
Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan dapat memberikan mereka rasa memiliki dan kontrol atas hidup mereka. Hal ini membantu membangun kepercayaan diri dan membuat anak merasa dihargai. Seiring waktu, anak akan lebih mampu mengatasi ketidakpastian dan merasa lebih aman dengan kemampuannya sendiri.
10. Ajarkan Keterampilan Mengatasi Masalah
Mengajarkan anak keterampilan mengatasi masalah adalah investasi jangka panjang untuk mencegah perasaan insecure. Orang tua dapat membantu anak mengidentifikasi masalah, mengembangkan solusi, dan mengelola stres dengan baik. Keterampilan ini akan membekali mereka dengan kepercayaan diri untuk menghadapi tantangan hidup.
Mencegah anak merasa insecure adalah tanggung jawab bersama antara ayah dan bunda. Orang tua perlu memberikan dedikasi dan perhatian yang konsisten kepada anak. Memberikan dukungan emosional, komunikasi terbuka, pujian yang tepat, mendorong kemandirian, menjaga konsistensi dalam aturan, mengajarkan keterampilan sosial, dan menjaga keseimbangan antara dukungan dan tantangan, orang tua dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan positif anak.
Melalui langkah-langkah ini, kita dapat membantu anak-anak mengatasi rasa insecure. Kemudian usaha kita tidak hanya memengaruhi masa kecil anak, tetapi juga membentuk dasar bagi kesejahteraan emosional mereka hingga dewasa dan mengembangkan kepercayaan diri yang kokoh untuk menghadapi masa depan.
Insecure ini menjadi isu yang populer saat ini karena dipengaruh oleh meningkatnya tren penggunaan media sosial. Banyak riset yang menyebutkan bahwa insecure terjadi karena seseorang memperbandingkan dirinya dengan orang lain dengan berlandaskan postingan online.
Jadi bener sih, kalau orangtua juga harus mengajarkan anak menyelesaikan masalah dari sedini mungkin sehingga ketika besar mereka terbiasa dan gak kaget jika dihadapkan pada rasa insecure.
Yang gak kalah penting juga sebenernya, mengenal diri sendiri. Dengan begitu mereka menyadari bahwa setiap manusia itu memiliki ragam keterampilan yang bisa jadi berbeda 180 derajat satu dengan yang lainnya.
Yup, setuju. Terutama menyangkut komunikasi secara terbuka dengan anak. Kalau anak sudah terbiasa bercerita dengan kita, apa pun masalah dan kekhawatiran yang dihadapi akan ia ceritakan. Ini memudahkan kita sebagai orang tua melakukan pendekatan dan mencari solusi terhadap rasa insecure-nya.
Saya paling terinspirasi itu mengenai hubungan sosial. Orang tua sangat nesar perannya dalam memberikan teladan dalam menjalin hubungan sosial yang positif.
Anak cenderung melihat orang tuanya. Jangan sampai ortu punya kebiasaan berkata negatif tentang orang lain di depan anak. Sudah banyak sekali saya saksikan teman yang selalu menilai orang lain negatif, ternyata ketika kenal ibu/bapaknya juga begitu. Hmmm
Keren nih, bisa jadi panduan praktis bagi orang tua untuk mendukung anak-anak mengatasi perasaan insecure dengan cinta dan komunikasi
Tumbuh kembang anak memang tak hanya perkembangan fisik aja, perkembangan psikisnya pun harus selalu diperhatikan termasuk rasa insecure yang terkadang muncul pada anak. Poin-poin diatas berguna banget nih buat menambah ilmu parenting para orangtua jaman now. nice info kak.
Dulu, si bungsu insecure banget. Apalagi dia sering didominasi oleh sulung dan para sepupunya. Untung sekarang sudah berkurang.
Tidak mudah jadi orang tua itu ya. Namun bukan berarti ga bisa, jika antara orang tua dan anak terjalin komunikasi, dan saling memahami. Kondisi anak dan kondisi orang tua memang berbeda, tapi sekali lagi karena komunikasi bisa selaras dan tercapai tujuan ya
Mendampingi tumbuh kembang anak itu beraat banget memang, ilmunya harus banyak. Terima kasih sharing bermanfaatnya, insecure memang harus diberantas.
Wah tipsnya keren banget nih. Nanti saya coba juga ya kak.
Jangankan anak-anak yaa.. Orangtua yang ga selesai dengan masa lalunya juga kerap dilanda perasaan insekyur. Dan semoga dengan langkah yang tepat, orangtua bisa menolong dirinya sendiri untuk atasi masalah tanpa merasa insekyur lalu mengajarkan kepada anak bahwa perasaan ini bisa dikurangi dengan point-point di atas.
Perjalanan yang tidak mudah yaa..
Anak-anakku saat masa-masa menjelang remaja pernah nih ngalamin insecure karena badannya saat itu juga gemuk dan sering dibully akhirnya dengan komunikasi yang baik, membangun kedekatan, akhirnya rasa itu pelan-pelan hilang ditambah dengan prestasi yang berhasil ia dapatkan.
Insecure anak bisa terbentuk karena didikan orang tua sedari kecil, misalnya sedikit salah langsung dihakimi, diomeli. salah di depan orang langsung dimarahi habis-habisan. Lalu baru juga mau berpendapat sudah langsung dipotong. Alhasil ketika dewasa mereka gampang minder, bingung ambil keputusan. Semoga calon orang tua sekarang lebih bijak mendidik putra putrinya.
Hmmm..ternyata enggak cuma orang dewasa yang insecure ya, anakpun terkadang merasa demikian. Alhamdulillah sudah ada tips di atas yang nanti bisa saya terapkan. Thanks kak
Sebagai orang tua ya pasti mau melakukan yang terbaik buat anak. Dorongan dan motivasi dari orang terdekat pasti membantu nih buat atasi rasa insecure nya.
Emang parenting remaja tuh tricky banget ya. Jadi ingat gimana dulu remaja. Kayaknya membangun komunikasi yang terbuka sama mereka juga nggak mudah. Bismillah semoga nanti bisa.
Artikel ini sangat bagus dan lengkap. Dulu saya mengalami anak merasa insecure saat berada di lingkungan yang ada banyak orang. Sejalan usianya bertambah dan dengan treatment yang tepat, lama-lama mulai terbangun trust dan rasa aman.
Iya bener, kalau orang lagi insecure, komunikasi itu harus terus terjalin, sebagai langkah biar ada yang menguatkan dia dan dia gak merasa sendirian.
Sepertinya Gen-Z dan generasi seterusnya lebih banyak yang insecure dan introver ya efek dari sosial media. Orangtua memang harus lakukan komunikasi terbuka supaya saling paham kemauan diantara anak dan orangtua. Dengan begitu, mereka bisa lebih percaya diri untuk menentukan sikap.
Manfaat banget ini mah sepuluh tipsnya buat orang tua sedang memiliki anak yang lagi di masa remaja kaya aku hehe. Makasih.
Orang tua wajib tahu ini. Artikel yang sangat bermanfaat. Insecure adalah masalah psikologis dan gak boleh dianggap sepele. Karena berpengaruh ke kehidupan di masa depannya.