Home » Anak » Komunikasi Orangtua dan Anak Sering Tidak Efektif, Kenapa Ya?
Komunikasi tidak efektif

Komunikasi Orangtua dan Anak Sering Tidak Efektif, Kenapa Ya?

Kenapa Ya? Banyak orangtua mengeluhkan komunikasi dengan anak mereka tidak sesuai harapan. Berharap mereka dapat memberikan perhatian dan tindakan terbaik pada anak-anak mereka, justru yang terjadi adalah sebaliknya. Komunikasi yang sudah berusaha mereka bangun tidak menghasilkan apa-apa. Akhirnya yang terjadi adalah timbul konflik dan hubungan antara orangtua dengan anak merenggang dan menjauh.

Ketika komunikasi antara orangtua dengan anak tidak efektif. Maka apapun rencana program pengasuhan untuk anak tentu tidak akan berjalan dengan baik. Kendala komunikasi antara orangtua dan anak sebaiknya diatasi secepat mungkin.

Menurut studi yang dilakukan oleh Iowa State University, Amerika Serikat, bahwa komunikasi antara orang tua dan anak memiliki pengaruh besar pada perilaku, kepribadian, dan perkembangan buah hati.

Keluhan masalah komunikasi antara orangtua dengan anaknya yang sering terjadi, selalu tidak mereka sadari penyebabnya. Sehingga persoalan ini tidak jarang berulangkali kembali terjadi.

Setiap orangtua pasti menginginkan hubungan yang erat dengan sang buah hati. Untuk itu, penyebab komunikasi tidak berjalan dengan efektif ini harus sebisa mungkin kita antisipasi dan hindari. Berikut penyebab komunikasi orangtua dan anak tidak berjalan dengan efektif.

1. Berbicara saat anak sedang bermasalah

Komunikasi orangtua dan anak tidak efektif
Berbicara saat anak bermasalah

Seorang anak usia balita, pra sekolah atau remaja ketika sedang bermasalah, dalam dirinya pasti muncul perasaan takut, kesal atau berusaha mencari pembenaran sebagai upaya membela diri. Tentunya sikap yang mereka tunjukan akan berbeda-beda tergantung perkembangan usianya.

Cari Tahu Juga :  5 Pesan Penting Dari Film Miracle in Cell No. 7 Untuk Keluarga

Sebagai orangtua, berusahalah untuk menghindari pembicaraan pada situasi anak sedang bermasalah. Karena pada situasi ini, kondisi emosi kita dan anak sedang tidak stabil. Lakukanlah bukan hanya terhadap anak usia remaja, namun sejak anak mulai berkembang nalarnya.

Walaupun anak usia menjelang remaja masih memiliki ketergantungan tinggi terhadap orangtuanya. Upaya ini kita lakukan agar dapat memahami perasaan dan pikiran buah hati kita.

Selain itu dapat melatih keterbukaan anak pada kita dan dapat melatih agar anak berani menghadapi konsekuensi dari sebuah masalah dengan rasa tanggungjawab tanpa terlalu khawatir orangtua marahi.

Janganlah menjadi orangtua yang reaktif, namun jadilah responsif. Biasakan diri menghindari komentar saat sedang emosi. Tunggu sejenak sampai emosi mereda. Setelah reda barulah mulai membangun pembicaraan.

Janganlah menjadi orangtua yang reaktif, namun jadilah responsif. Biasakan diri menghindari komentar saat sedang emosi.

kenapaya.id

Saat kita hendak memulai pembicaraan. Ingat! Posisikan diri kita orangtua sebagai teman. Teman akan lebih banyak mendengar daripada berbicara. Cukup awali dengan beberapa kalimat pembuka, setelahnya biarkan anak kita yang bercerita mengenai persoalannya.

2. Orangtua tidak memberi kesempatan anak bicara

Komunikasi orangtua dan anak tidak efektif
Tidak memberi anak kesempatan bicara

Menurut psikolog klinis Dr. Melanie Greenberg, komunikasi satu arah yang mana orangtua lebih banyak mendikte, menceramahi, dan melarang tanpa mau mendengarkan anak hanya akan membuat anak menjadi tertutup dan enggan berbagi cerita.

Cari Tahu Juga :  4 Penyebab Anak Remaja yang Suka Melawan Orang Tua

Orangtua memang memiliki pengalaman untuk membantu menyelesaikan persoalan anak. Namun alangkah bijaksana jika mau mendengarkan pendapat anak. Mendengarkan pendapat anak akan melatih kepercayaan dirinya. Selain itu anak akan merasa diakui pemikiran dan perasaannya. Lagi pula, mendengarkan pendapat anak tidak akan mengurangi kewibawaan dan ketegasan kita sebagai orangtuanya.

3. Orangtua terlalu memaksakan kehendak atau pendapatnya

Komunikasi orangtua dan anak tidak efektif
Terlalu memaksakan kehendak pada anak

Berkaitan dengan poin sebelumnya. Orangtua adakalanya ingin mengajak anaknya mengobrol. Tujuannya pasti ingin menambah kedekatan hubungan dan melatih keterampilan anak dalam berpendapat.

Aktivitas ini tentu sangat baik bagi anak. Namun persoalannya adalah komunikasinya tidak berjalan dengan lancar sampai akhir. Umumnya sering terjadi saat anak menyampaikan pendapatnya, orangtua seringkali memotong atau bahkan agak cenderung memaksakan pendapatnya. Alhasil anak merasa tidak didengar dan merasa dikritik langsung oleh orangtua.

Pada kasus ini, persoalannya ada pada diri kita yang sulit menjadi pendengar yang baik. Menjadi pendengar yang baik memerlukan kesabaran dan ketahanan emosi. Karena berdiskusi dengan anak berbeda dengan orang dewasa. Anak masih memiliki keterbatasan kata dan bisa jadi belum sampai memikirkan apakah kalimatnya menyinggung atau tidak.

Menjadi pendengar yang baik memerlukan kesabaran dan ketahanan emosi.

kenapaya.id

Nah, peran orangtualah membimbing anak dalam menata kalimatnya. Agar bisa demikian kita harus bisa memahami maksud dari pendapat anak kita. Memahami pendapat anak hanya dapat dilakukan oleh pendengar yang baik.

Cari Tahu Juga :  Parents, Doa yang Bagus Diajarkan pada Anak Saat Ramadan

4. Bersikap mengabaikan dan tidak hadir saat anak membutuhkan

Komunikasi orangtua dan anak tidak efektif
Bersikap mengabaikan anak

Masalah dapat datang pada siapa saja, tak peduli berapa pun usianya. Termasuk pada anak-anak kecil. Anak kita mungkin tidak selalu menghadapi persoalan yang mudah-mudah saja. Sehingga ada waktunya di mana anak memiliki masalah yang tidak selalu bisa mereka atasi sendiri.

Nah, sebagai orangtua, kita memiliki peran penting untuk turut serta dalam memberikan solusi. Mengajarkan anak untuk mandiri memang perlu, namun membiarkan anak tanpa menawarkan bantuan tidak akan menyelesaikan masalah atau justru menimbulkan masalah baru.

Sebagai orangtua, kita memiliki peran penting untuk turut serta dalam memberikan solusi.

kenapaya.id

Berikan perhatian dan hadirlah saat anak sedang menghadapi persoalan. Upaya yang dapat kita lakukan sekaligus dapat mengembangkan sikap mandiri pada anak adalah dengan mengajarkan anak untuk mengambil keputusan sendiri. Misalnya, memberikan beberapa pilihan solusi, yang nantinya anak bisa pilih solusi mana yang terbaik untuk persoalannya.

Itulah beberapa penyebab yang dapat membuat komunikasi menjadi tidak efektif. Beruntung kita menyadarinya sekarang. Sebelum lebih dalam belajar tentang parenting, kita perbaiki komunikasi dengan buah hati tercinta. Semakin baik komunikasi kita, maka akan semakin baik pula kualitas hubungan yang dapat dibangun.

Bagaimana Reaksinya, Parents?
+1
+1
+1
+1
+1
+1
+1

Tim Admin

Tim Admin Parentspedia

More Reading

Post navigation

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *