- Advertisement -
RemajaTips Agar Anak Tidak Jadi Pelaku Atau Korban Bullying di Sekolah

Tips Agar Anak Tidak Jadi Pelaku Atau Korban Bullying di Sekolah

- Advertisement -

Hai Parents, kasus bullying di sekolah sampai saat ini masih mengkhawatirkan dan perlu mendapatkan perhatian khusus, baik dari pihak sekolah maupun orangtua. Ya Parents, keduanya memiliki peran penting untuk membantu anak yang menjadi korban penindasan, baik secara fisik, verbal, maupun psikologis. Selain itu juga mencegah anak menjadi pelaku bullying di sekolah.

Sayangnya, kasus perundungan ini masih terjadi di beberapa institusi Pendidikan Indonesia. Salah satunya mengutip dari news.detik.com, baru-baru ini viral video perundungan yang dilakukan oleh pelajar SMP dan SMA di Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Dalam video yang beredar terjadi perkelahian yang tidak seimbang antara korban dan beberapa pelaku.

Lalu di daerah lain, tepatnya di daerah Cirebon, Jawa Barat, kasus perundungan lain terjadi pada remaja penyandang disabilitas. Kasus ini mencuat setelah video perundungan menyebar di media sosial dan menjadi viral. Dalam video itu, sekelompok remaja berseragam SMA tanpa ampun melakukan kekerasan fisik pada korban. Mereka menekan-nekan punggung korban dengan sepatu, lalu menginjak-injak pundak korban.

Dari contoh kasus tersebut, pihak sekolah dan orangtua penting untuk selalu menghimbau anak agar menghindari segala bentuk tindakan dan kekerasan yang dapat melukai fisik dan mental seseorang. Sebab perilaku buruk ini dapat terus berlanjut hingga usia dewasa. Lantas, apa yang bisa orangtua ataupun pihak sekolah lakukan dalam mencegah bullying?

Cari Tahu Juga :  Macam-Macam Bullying Dan Cara Melindungi Anak Dari Bullying

Cara mendidik anak agar tak jadi pelaku bullying

Anak remaja berinteraksi dengan orangtua
Sumber : Freepik

Mengutip dari Kumparan, menurut Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga dari Tiga Generasi, Ayoe Sutomo, bahwa sebenarnya perilaku bullying sudah bisa terdeteksi dari sejak masa kecil anak. Tanda-tanda perilaku ini bisa kita lihat dari perilaku sehari-hari anak dalam aktivitas pergaulannya, atau interaksi anak dengan keluargannya seperti adik atau saudaranya.

Tanda-tanda perilaku seperti punya kecenderungan untuk agresif, kurang empati terhadap orang lain, punya kesulitan dalam relasi intrapersonal, memiliki kekurangan dalam pengendalian diri. Pada saat anak berhadapan dengan satu situasi tertentu, misal ketika sedang emosi, bisa berpotensi melakukan bully terhadap anak-anak yang lain.

Untuk menghindari hal tersebut sangat memerlukan peran orangtua, dan juga sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Orangtua bisa melakukan beberapa pengasuhan sebagai berikut:

  1. Membantu anak agar memiliki rasa empati yang tinggi
  2. Membekali anak kemampuan untuk mengendalikan emosi, menahan dan mengontrol diri di berbagai situasi, terutama untuk tidak menyakiti orang lain
  3. Mengajarkan anak kemampuan dalam berinteraksi sosial
  4. Memberikan contoh dalam berinteraksi dengan anggota keluarga maupun lingkungan

Mendidik anak memang bukan tugas yang mudah. Butuh kesabaran untuk mendisiplinkannya supaya mereka menjadi anak yang baik dan tidak berperilaku agresif. Walau begitu, semuanya agar anak dapat terhindar dari perilaku bullying.

Cara mendidik anak agar tak jadi korban bullying

Anak berkomunikasi dengan orangtua
Sumber : Freepik

Ayoe Sutomo juga mengungkapkan, selain pada pelaku, beberapa perilaku korban bullying sebenarnya juga bisa kita ketahui. Ya Parents, sebagian besar korban bullying memiliki gerak-gerik berbeda dengan anak-anak lainnya. Perbedaan yang sangat berlebih sekali atau kurang sekali dalam aspek fisik, kemampuan akademis dan ekonomi, serta keterampilan yang dimilikinya.

Cari Tahu Juga :  Ampun Deh! Anak Kok Susah Patuh Sama Orangtua, Kenapa Ya?

Saat di sekolah, anak yang menjadi korban bullying cenderung lebih suka menyendiri. Hal itu karena kurang memiliki rasa percaya diri untuk bergaul dengan teman-temannya, atau kurang memiliki keterampilan interaksi sosial, sehingga lebih suka dalam kesendiriannya itu.

Nah Parents, kita bisa mencegah anak menjadi korban bullying di sekolah. Orangtua bisa memberikan perhatian pada anak dengan melakukan upaya berikut:

  1. Memberikan pemahaman tentang macam-macam bullying dan cara mencegahnya
  2. Menerapkan pola asuh yang penuh kasih
  3. Menanamkan sikap disiplin, berani dan tanggung jawab
  4. Membangun komunikasi dengan anak, agar bisa lebih terbuka pada orangtua.
  5. Mengajarkan anak untuk dapat mengelola emosinya di berbagai situasi dan
  6. membekali anak agar mempunyai keterampilan sosial yang baik dan ketegasan dalam menghadapi situasi tertentu, sehingga tidak rentan menjadi korban bullying.

Dengan adanya perhatian dari orangtua, maka perasaan emosional si kecil akan terasa cukup, terpenuhi, aman, dan berharga. Dengan demikian anak akan memiliki proteksi diri dan terhindar dari menjadi korban bullying.

Peran pihak sekolah dalam membantu mendidik anak agar tak jadi pelaku atau korban bullying

Guru berinteraksi dengan siswa di Perpustakaan sekolah
Sumber : Freepik

Dalam mencegah praktek bullying, pihak sekolah juga perlu membantu orangtua dalam mengatasi perilaku anak di sekolah. Bukan hanya untuk salah satu pihak saja, melainkan juga keduanya. Sebab bagi pelaku ataupun korban, keduanya sama-sama membutuhkan support psikologi agar dapat memperbaiki perilaku yang kurang tepat.

Cari Tahu Juga :  Astaghfirullah, Reaksi Buruk Ini Sering Dilakukan Orangtua, Kenapa Ya?

Ya Parents, pendekatan persuasif perlu pihak sekolah maupun orangtua lakukan kepada pelaku bullying untuk mengetahui hal-hal yang menjadi penyebab dari perbuatanya. Penyebab anak melakukan bullying pun bisa bermacam-macam, mulai dari dendam pribadi, iri hati, perilaku korban yang tidak disukai, atau sekedar bercanda. Sehingga dapat mengetahui hal yang menjadi penyebabnya dan mengatasinya dengan cara yang tepat.

Kemudian sangat penting bagi pihak sekolah membuat kebijakan yang tegas terhadap kasus bullying yang terjadi. Hal ini karena perundungan berpotensi untuk terjadi turun temurun bila tidak segera di atasi. Tak ada salahnya juga untuk membuat program-program yang melibatkan seluruh stakeholder untuk mendeklarasikan bebas bullying, baik di lingkungan sekolah ataupun rumah.

- Advertisement -

7 KOMENTAR

  1. Senang banget sekarang info tentang bullying semakin banyak. Dulu waktu saya remaja, nggak cuma teman, guru juga hobi bullying dan sampai sekarang bikin trauma.

  2. Bullying adalah problem yang tidak ada habisnya, bullying sering kali dianggap sepele bahkan ada yang kerap menjadikan bullying sebagai hal biasa dalam bercanda. Padahal, jika bullying ini tidak tepat diawasi, maka bukan hanya kekerasan merujuk pada pembunuhan juga, orang yang di bully akan kena mental dan akhirnya ingin mengakhiri hidupnya karena malu terus-terusan di bully

  3. Kalau lihat bullying di TV atau medsos rasanya iba, sedih, jengkel. Apalagi masih usia anak SD. Pasti keinget sampai tua. Harapannya anak kita bisa terhindar dan tidak menjadi pelaku bullying. Terima kasih kak sudah berbagi ilmu asuh anak.

  4. informatif kak, lengkap. betul sekali tidak hanya pelaku bullying yang perlu ditangai, tetapi korban juga perlu mendapatkan bantuan agar siklus bullying tidak berlanjut, korban bullying kadang juga dapat menjadi pelaku bullying di waktu yang akan datang

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Subscribe Sekarang

DAPATKAN AKSES EKSKLUSIF ARTIKEL PREMIUM SEMUA KATEGORI

UPDATE PRINTABLE PREMIUM GRATIS.
YUK JOIN CHANNEL TELEGRAM.

JADILAH PALING UPDATE MELALUI EMAIL

Dapatkan akses tak terbatas konten TERBARU & EKSKLUSIF kami.

Eksklusif Untuk Kamu

- Advertisement -

Paling Update

Cari Tahu Juga!

- Advertisement -
Share via