Hai Parents, Indonesia saat ini sedang mengalami duka yang mendalam akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Insiden akibat kekecewaan supporter usai laga Persebaya Surabaya vs Arema FC pada Sabtu (1/10) malam, memakan banyak korban meninggal dan luka-luka. Ya Parents, informasi terakhir jumlah korban meninggal dunia akibat kericuhan itu mencapai 178 orang, termasuk anak-anak.
Menkes Budi Gunadi Sadikin menjelaskan dari health.detik.com bahwa rata-rata korban meninggal dunia karena sesak napas bukan karena luka-luka. Hal itu terjadi akibat desak-desakan penonton dan tembakan gas air mata ke tribun penonton oleh apparat kepolisian. Jadi korban meninggal akibat kekurangan oksigen dan sejumlah dampak akibat terkena gas air mata.
Efek gas air mata pada kesehatan
Mengutip dari health.kompas.com, ada beberapa potensi efek gas air mata pada kesehatan ketika seseorang terpapar zat ini yang perlu kita perhatikan, antara lain:
1. Gangguan pada mata
Sesaat setelah terpapar gas air mata, dampaknya bisa membuat mata berair, gatal, panas seperti terbakar, tidak bisa melihat untuk sementara, pandangan kabur. Paparan gas air mata dari jarak dekat bisa menyebabkan efek jangka panjang berupa pendarahan mata, kerusakan mata, katarak, erosi kornea, sampai kebutaan.
2. Gangguan pernapasan
Efek gas air mata juga bisa menimbulkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Saat menghirup kabut gas ini, orang bisa tersedak, hidung dan tenggorokan terasa panas dan gatal, sesak napas, batuk-batuk, mual dan muntah, atau diare. Orang dengan riwayat gangguan pernapasan berisiko mengalami gagal napas. Dalam kasus yang parah seperti paparan gas air mata konsentrasi tinggi atau di ruang tertutup dalam jangka waktu lama, dampak gas air mata bisa menyebabkan kematian.
3. Gangguan pada kulit
Paparan gas air mata pada area kulit yang terbuka bisa menyebabkan iritasi dan rasa sakit. Untuk kasus yang parah, iritasi bisa berlangsung selama berhari-hari dengan gejala gatal, kulit ruam kemerahan, melepuh, atau mengalami luka bakar.
Itulah beberapa efek akibat dari paparan gas air mata. Secara umum efek tersebut apabila terjadi pada orang dewasa saja termasuk efek yang cukup serius. Lalu bagaimana jika gas air mata mengenai anak-anak?
Efek gas air mata terhadap anak-anak
Pada insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang sangat miris rasanya karena tak sedikit penonton dari kalangan anak-anak bersama keluarganya. Mereka masih berada di tribun saat berdesak-desakan meninggalkan lokasi menghindari tembakkan gas air mata. Menyayangkan hal tersebut dokter spesialis anak dr. Kurniawan Satria Denta, Sp.A, menjelaskan bahwa kondisi paru-paru anak lebih rentan ketimbang orang dewasa.
Penjelasan lebih lanjut sebagaimana mengutip dari health.detik.com, bahwa kapasitas paru-paru anak masih terbatas, sehingga anak-anak akan merasakan efek gas air mata lebih berat dari pada orang dewasa. Gas air mata tidak boleh petugas keamanan gunakan untuk mengendalikan massa/kerumunan yang terdapat anak-anak di dalamnya.
Kapasitas paru-paru anak masih terbatas, sehingga efek gas air mata menjadi lebih berat dirasakan oleh anak-anak
parentspedia.com
Komponen dalam gas air mata rentan membuat seseorang yang menghirupnya tersedak. Gas air mata paling umum menggunakan komponen seperti 2-chlorobenzalmalononitrile (gas CS). Gas air mata menggunakan senyawa lain termasuk bromoaseton, benzil bromida, ethyl bromoacetate, xylyl bromide, dan α-bromobenzyl sianida.
Jangan membawa anak usia di bawah 5 tahun tonton bola di stadion!
Insiden bentrokan supporter yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, malang pasti menjadi insiden yang meninggalkan luka mendalam bagi para orangtua korban. Untuk itu demi mencegah dan menghindari kejadian serupa dari insiden yang terjadi, dr. Kurniawan Satria Denta, Sp.A menyampaikan beberapa saran kepada para orangtua.
Para orangtua tidak membawa anak-anak yang masih berusia di bawah 5 tahun untuk menonton pertandingan sepak bola di stadion. Kemudian menyarankan untuk tidak mengajak anak-anak menonton pertandingan yang digelar malam hari, terlebih yang berpotensi terjadi kerusuhan, seperti laga derby. Laga derby adalah pertandingan yang mempertemukan dua klub dengan penggemar fanatik yang mempunyai rivalitas tersendiri, seperti Persebaya vs Arema.
Nah Parents, sebagai orangtua kita mungkin ingin memperkenalkan olahraga dan sportivitas pada anak. Hal tersebut tentu saja baik, namun jangan lupa untuk mempertimbangkan risiko keselamatan yang mungkin terjadi. Keselamatan anak sangat utama melebihi kesenangan orangtua.
Sedih banget lihat kejadian ini.
Apalagi kalau anak suka sepak bola yaaa. Semoga nggak ada kejadian kayak gitu lagi, ya Allah.
Setuju banget kl keselamatan anak lebih utama daripada kesenangan orang tua.
Orang tua harus lebih bijaksana dalam mengambil keputusan terkait keamanan anak. Jangan sampai menyesal di kemudian hari.
gas air mata emang berbahaya 🙁 sedih sekali melihat kejadian yang terjadi ini. Dan yapp setuju jangan bawa anak usia dibawah 5 tahun untuk nonton bola di stadion yg seramai itu, demi kesalamatan bersama
Rasanya aku juga mulai skeptis sama acara-acara di Indonesia yang mengumpulkan orang dalam jumlah besar. Gak hanya Tragedi Kanjuruhan aja nih.. Kini, konser Kpop mulai digalakkan lagi dan kemarin lihat betapa kacaunya saat Kwave. Tapi memang yaah.. kudu ditingkatkan kembali aturan dan keamanan juga gimana caranya agar semua sama-sama nyaman saat menikmati tontonan secara langsung.
Ini agaknya euforia orang-orang karena pandemi telah berlalu. Subhanallahu..
Semoga diberi kemudahan dan kelapangan bagi keluarga yang ditinggalkan.
berkaca dari peristiwa pilu di kanjuruhan, saya mulai khawatir untuk menonton langsung ke stadion. semoga ada perbaikan dari segi keamanan.
kejadian kanjuruhan itu membuat saya bertekat, untuk tidak akan pernah ikut2an nonton bola di stadion.. apalagi ngajak keluarga dan anak-anak.. ngeriiiiii… mending nonton di rumah saja, beli home teater sekalian biar serasa di stadion.. hehehe
Tiap kali membaca soal gas air mata, saya jadi takut. Saya lihat beberapa korban yang matanya kena gas air mata itu begitu menyeramkan. Jadi takut rasanya dekat-dekat dengan polisi. Semoga ke depan tidak ada lagi korban seperti yang terjadi di Malang.
Memang sangat bahaya gas air mata ini.. apalagi yang sudah kadaluwarsa. Efeknya makin ngeri…