Parents, di era digital saat ini, WhatsApp telah menjadi salah satu aplikasi pesan instan paling populer di dunia. Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna terbesarnya. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan teks, gambar, video, bahkan melakukan panggilan suara dan video secara gratis. Dengan fitur-fiturnya itu aplikasi ini digunakan oleh masyarakat berbagai kelompok usia, termasuk anak-anak.
Sebagai orang tua, kita tidak pernah menaruh kecurigaan pada aplikasi ini. Begitupun ketika kita mengecek isi pesan WA anak-anak, kita tidak menemukan pesan-pesan yang mengindikasi pada konten-konten pornografi. Namun tahukah parents, ada sejumlah fitur-fitur WhatsApp yang bisa untuk menyebarkan dan mengakses konten pornografi. Fitur apakah itu?
Bagaimana Akses Pornografi Bisa Terjadi di WhatsApp?
Parents, aplikasi WhatsApp memang tidak secara langsung menyediakan konten pornografi. Namun fitur-fitur yang ada dalam aplikasi ini sering para oknum tidak bertanggung jawab gunakan untuk menyebarkan konten yang tidak sesuai, termasuk pornografi.
Sebelum menjelaskan lebih lanjut fitur-fiturnya, sedikit disclaimer bahwa tulisan ini bermaksud untuk memberikan edukasi kepada orang tua untuk sigap dalam mencegah anak-anak terpapar pornografi melalui WhatsApp. Kemudian bukan memberikan informasi untuk dapat mengakses konten-konten pornografi.
Berikut ini beberapa cara yang sering para oknum gunakan untuk menyebarkan konten pornografi di WhatsApp antara lain:
1. Fitur Kunci Chat pada Pesan Pribadi (Private Chat) maupun Pesan Grup (Group Chat)
Aplikasi WhatsApp menyediakan enkripsi end-to-end, yang artinya pesan yang dikirim hanya bisa dilihat oleh pengirim dan penerima. Hal ini berarti bahwa pihak ketiga, termasuk WhatsApp, tidak bisa memantau atau memblokir konten yang dikirim secara pribadi. Sampai sini kita belum melihat di mana letak bahayanya.
Nah, fitur terbaru WhatsApp yakni Kunci Chat (Lock Chat). Melansir dari Kompas, fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengunci obrolan personal maupun grup agar tidak bisa diakses oleh orang lain tanpa izin. Fitur ini juga menggunakan biometrik seperti sidik jari atau pemindaian wajah untuk mengunci chat/pesan.
Pesan yang terkunci akan aplikasi alihkan ke dalam folder “Locked Chats” yang hanya bisa pengguna akses dengan menggunakan kata sandi atau biometrik. Kontak dan hasil percakapannya tidak akan nampak dalam tampilan daftar menu chat sebagaimana biasa kita lihat setelah melakukan interaksi kirim pesan.
Sebenarnya fitur ini bertujuan untuk menjaga privasi para pengguna. Harapannya pengguna WhatsApp merasa aman dalam berinteraksi melalui pesan singkat. Namun sering disalahgunakan, termasuk mungkin anak-anak kita yang berinteraksi dengan oknum yang tidak bertanggung jawab.
Dalam percakapannya bisa saling berbagi link, gambar atau stiker yang mengandung pornografi. Kemudian, yang jadi masalahnya ketika fitur kunci chat ini hendak kita nonaktifkan untuk melihat isi pesan, aplikasi WhatsApp akan secara otomatis menghapus seluruh isi pesan, baik itu grup atau pesan pribadi yang dikunci.
Jika demikian kita orang tua tidak dapat memastikan apakah percakapan yang anak-anak lakukan apakah aman dan bebas dari percakapan kotor serta mengandung konten pornografi.
2. Fitur Saluran (Channel) WhatsApp
Melansir dari web resmi WhatsApp, saluran WhatsApp atau Channel WhatsApp adalah fitur layanan siaran satu arah yang memungkinkan pengguna untuk membagikan pembaruan, pengumuman, atau berita kepada banyak orang. Fitur ini dapat digunakan oleh pengguna WhatsApp biasa maupun pelaku bisnis.
Saluran (channel) WhatsApp ada pada menu pembaruan, bersama satu menu dengan fitur status WhatsApp. Fitur ini tidak akan muncul selama kita tidak satupun mem-follow saluran (channel) WhatsApp. Namun bukan berarti tidak bisa mengaksesnya. Saluran WhatsApp berada paling bawah dari sekian banyak daftar status kontak yang kita miliki.
Dengan meng-klik jelajahi saluran, kita bisa mencari berbagai macam saluran dari berbagai topik termasuk pencarian saluran dengan kata kunci yang mengandung pornografi. Nah, bahayanya para oknum yang tidak bertanggung jawab ini membuat saluran (channel) WhatsApp yang bisa secara bebas pengguna follow termasuk anak-anak. Di sana mereka membagikan video, gambar, stiker dan link-link yang merujuk pada situs-situs porno.
Lindungi Anak-Anak Kita dari Paparan Pornografi
Parents, Meski WhatsApp adalah aplikasi yang sangat bermanfaat untuk berkomunikasi, kita tidak boleh mengabaikan potensi penyalahgunaannya, terutama dalam hal akses ke konten pornografi. Sebagai pengguna dan orang tua, kita perlu lebih waspada dan proaktif dalam melindungi anak-anak dari paparan konten yang tidak pantas.
Dengan tindakan pencegahan yang tepat, seperti memantau penggunaan ponsel dan aplikasi anak-anak, menggunakan fitur pengawasan orang tua melalui aplikasi bawaan HP atau aplikasi pihak ketiga, dan melaporkan konten tidak pantas kepada WhatsApp kita dapat memastikan penggunaan aplikasi ini tetap aman dan positif bagi semua anggota keluarga.
Kemudian selain itu perlu secara intens menanamkan etika digital yang baik pada anak-anak melalui diskusi terbuka. Kita bantu mereka memahami bahaya yang mungkin timbul dari interaksi online dengan orang asing dan pentingnya menjaga privasi mereka.
Kita juga harus terus membangun kelekatan dengan anak dan menanamkan self-control pada diri anak agar bisa secara mandiri menghindar dari konten-konten yang mengandung pornografi.
Masalah ini bukan hanya tanggung jawab pihak aplikasi atau pemerintah, tapi juga pengguna sendiri. Kita harus lebih bijak dalam menggunakan internet dan tidak menyebarkan konten-konten yang tidak pantas. Selain itu, kita juga perlu melaporkan jika menemukan konten pornografi di WhatsApp.
Jadi orang tua jaman now harus menguasai teknologi juga agar bisa melindungi anak-anak dari paparan pornografi. Klo ortunya ga paham, gimana coba mau mengontrol penggunaan gadget anak-anaknya kan, apalagi peredaran pornografi sangat meresahkan bahkan pada aplikasi yang saya kira aman, ternyata faktanya mengerikan dengan fitur barunya.
Nah kan, dari awal ada fitur channel ini aku udah curiga banget bakal disalahgunakan seperti ini. Harus lebih rajin cek WhatsApp nya anak-anak lagi nih 🥲
Kemunculan fitur channel di Whatsapp ini sih yang belakangan bikin penggunaan WA untuk keseharian tuh jadi nggak terlalu menyenangkan lagi. Ujungnya ya dimanfaatkan seperlu dan sebutuhnya saja. Soalnya, nggak mendaftar pun, sudah dapat banyak saran channel yang kadang bikin mikir, “ya ampun ini tuh saluran apa sih” gitu lho.
Iya whatsapp sekarang sudah kurang aman menurutku. Tidak hanya pornografi, saluran judol juga masuk lho. Ini kalau penggunaannya tidak diawasi, yang terkena targetnya ya anak-anak. Sad.. 🙁
Topik ini penting banget buat orang tua yang mungkin belum sadar risiko di balik aplikasi populer seperti WhatsApp. Menurutku, pengawasan dan edukasi soal penggunaan gadget itu harus seimbang, nggak bisa cuma ngandalkan kontrol aplikasi. Orang tua perlu aktif ngajarin anak soal batasan dan bahaya konten yang nggak sesuai umur. Artikel ini beneran jadi pengingat buat lebih bijak lagi
Pekembangan teknologi sekarang semakin pesat. Selaku orang tua yang punya anak pengguna whatsapp tentu harus mengawasi penggunaannya. Takutnya anak bisa terkontaminsasi pengaruh yang tidak baik.
Ealaaah makin variatif saja jalan untuk memyalahgumakan sebuah teknologi. Manusia memang kreatif. Namun, pilihannya mau kreatif yang bener atu yang beloķ-belok.
Gila, ternyata WhatsApp bisa disalahgunakan seperti ini! Kita harus lebih peka dan ngawasin anak-anak biar nggak terjerumus.
Setuju banget! Penting banget buat kita orang tua buat jaga anak-anak dari hal-hal kayak gini. Diskusi dan pantau terus ya!
Aku baru tahu…sebagai ortu aku jadi mesti lebih peduli dan mengawasi agar anak terhindar dari paparan konten pornografi. Apalagi dari WhatsApp yang lazim dipakai sehari-hari.
Fitur manapun sebenarnya bisa menjadi celah kalau digunakan untuk hal yang tidak baik, jadi pastikan gunakan fitur yang baik dan tidak merugikan orang lain
Wah aku baru tau kalau Whatsapp sudah disalahgunakan seperti ini. Harus hati2 banget nih terus pantau apa yang anak liat di hp nya y
Memang harus pengawasan kalau anak anak main ponsel. Jika dibiarkan maka semua info masuk begitu saja. Kalau sudah begitu kasihan karena tidak ada filter yang anak-anak lakukan.
Sebagai orang tua, alih alih melarang penggunaan teknologi, kita harus fokus pada pembinaan pola pikir anak, agar mereka bisa membenci pornografi. Fitur dari aplikasi Whatsapp ini, tidak pernah bisa disalahkan.