Kenapa Ya? Sebuah pertanyaan yang muncul setelah mendengar sebuah pernyataan, bahwa ilmu parenting itu belum tentu cocok dengan kondisi kita atau anak kita. Karena, kita yang paling paham dengan kondisi keluarga kita sendiri. Menanggapi itu, ada benarnya juga. Namun, bukan berarti itu menjadi sebuah pembenaran untuk kita tidak belajar, tidak meng-upgrade diri kita.
Di zaman, di mana informasi sangat mudah sekali aksesnya. Banyak media online yang menawarkan ilmu parenting, sebut saja Instagram, Facebook, Twitter, hingga Youtube. Termasuk media online website. Salah satunya blog ini. Hal ini tentunya sangat memudahkan para orangtua khususnya Ibu. Ibu dapat merawat anak sambil terus memperkaya ilmu mengenai Parenting. Bahkan tanpa berpergian ke mana pun.
Belajar ilmu parenting itu harus cermat
Pada dasarnya, setiap ilmu parenting yang kita temukan dari media online itu pasti dapat dipertanggungjawabkan. Apalagi materinya hasil sharing dengan para pakar parenting. Namun, ada satu hal yang perlu kita ingat, bahwa sebagai orangtua, terutama Ibu yang cerdas, harus cermat dan teliti dalam mencari informasi seputar parenting.
Sebagai orangtua dan Ibu yang cerdas, harus cermat dan teliti dalam mencari informasi seputar parenting.
kenapaya.id
Kecermatan yang maksudnya adalah kita dapat memilah dan memilih sesuai dengan kebutuhan dan sesuai perkembangan sang buah hati. Jangan sampai kita asal saja menerapkan ilmu Parenting yang baru dapat dari media online tanpa menyesuaikan ilmu tersebut dengan kebutuhan anak.
Kemudian yang tak kalah penting adalah nikmati prosesnya. Karena walaupun sudah sesuai dengan kebutuhan anak, jika kita berambisi pada perolehan hasil yang instan, maka tidak akan menghasilkan apa-apa. Dan kembali menganggap ilmu parenting itu tidak cocok, hanya teori. Artinya, semakin tambah ilmu harusnya membuat kita semakin nyaman sebagai orangtua dan anak pun senang.
Belajar dari media online tidak ada salahnya. Media online menjadi solusi kita untuk terus belajar di tengah kesibukan kita merawat anak. Baik itu murni sebagai ibu rumah tangga atau ibu yang memiliki aktivitas di luar rumah. Namun, tetap penting untuk belajar langsung secara tatap muka kepada para pakarnya. Hal ini agar mendapatkan bimbingan dan arahan langsung pada saat kita menghadapi persoalan.
Nah, sekarang, sebelum memutuskan untuk memulai belajar ilmu parenting lewat media online. Sebaiknya kita perhatikan empat hal penting berikut ini.
1. Observasi kondisi anak dan kebutuhan pengasuhannya
Sebagai orangtua, tentunya kita yang paling paham dengan kondisi anak kita. Untuk itu lakukan observasi kondisi sang buah hati dan kebutuhan pengasuhannya. Mulai dari jenis kelamin, usia, karakter, golongan darah, dan sebagainya.
Selain itu, tidak ada salahnya lengkapi pula dengan kondisi orangtuanya, seperti golongan darah orangtua, karakternya, kelebihan dan kekurangannya. Hal ini penting, karena anak kita memiliki pikiran dan emosinya sendiri.
Maksudnya, agar program pengasuhan berdasarkan ilmu parenting yang sudah dipelajari dapat berjalan dengan baik dan berhasil, maka penting adanya penyesuaian antara kondisi orangtua dengan pikiran dan emosi sang anak. Karena orangtua itu berperan sebagai fasilitator, pendamping, pembimbing mereka. Bukan sebagai pemaksa kehendak alias diktator. Jadikan buah hati kita sebagai objek bukan subjek pengasukan.
Orangtua itu berperan sebagai fasilitator, pendamping, pembimbing mereka. Bukan sebagai pemaksa kehendak alias diktator. Jadikan buah hati kita sebagai objek bukan subjek pengasukan.
kenapaya.id
2. Sesuaikan dengan usia anak
Pelajari materi parenting sesuai dengan usia sang anak. Untuk itu, pastikan media online yang membagikan informasi seputar dunia Parenting tepat dengan usia anak. Misalnya saat ini anak kita sedang berada dalam rentang usia 0-5 tahun. Maka Anda bisa mencari akun media sosial atau aplikasi parenting yang sesuai dengan usia tersebut.
Jika materi yang kita pelajari sudah sesuai dengan usia anak. Maka Insya Allah akan relevan dengan kebutuhan pengasuhan sang buah hati.
3. Cermat dalam penerapannya
Setelah memutuskan untuk mengikuti berbagai akun media sosial, aplikasi parenting atau website parenting. sekarang saatnya kita belajar melalui akun-akun tersebut secara daring atau online, melalui beragam fitur-fiturnya. Misal kelas online, video, podcast dan sebagainya.
Setelah menyimak semua ilmunya, selanjutnya lakukan filterisasi dengan memperhatikan hasil observasi kondisi dan kebutuhan anak. Artinya tidak semua ilmu Parenting cocok dan dapat diterapkan pada anak. Kita perlu memilah dan melakukan berbagai macam perubahan, agar ilmu yang sudah didapat sesuai untuk diterapkan pada anak.
4. Tidak perlu ikut-ikutan teman
Belajar parenting tidak perlu ikut-ikutan teman. Jangan menjadikan kondisi dari teman kita sebagai patokan. Karena belum tentu kebutuhan anak teman sama dengan kebutuhan anak kita. Untuk itu yakinlah dengan diri sendiri.
Teman kita jadikan sebagai partner diskusi. Saling sharing untuk menambah wawasan dari pengalaman mereka. Yang terpenting untuk saling menguatkan di saat kita sedang lemah motivasi akibat persoalan pengasuhan yang dihadapi.
Terakhir, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak mau belajar. Zaman sekarang banyak fasilitasnya. Anak merupakan karunia terbesar dalam hidup kita yang harus dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya. Untuk itu manfaatkan kemudahan saat ini untuk belajar. Jadilah orangtua yang bijak dalam menyerap ilmu dan bijak dalam penerapannya.
Leave a Comment