Home » Praremaja & Remaja » Menjadi Orang Tua yang Asik dan Tidak Ketinggalan Zaman
Orang tua menyenangkan

Menjadi Orang Tua yang Asik dan Tidak Ketinggalan Zaman

Parents, menjadi orang tua yang tidak ketinggalan zaman membutuhkan kesadaran akan tantangan dan peluang yang hadir di era modern ini. Kita mungkin pernah menyaksikan di sekitar kita ada anak remaja yang tidak dekat dengan orang tuanya. Bahkan ada yang sampai mengatakan “Ah mama ga asik”, “Mama jadul” atau “Papah ga seru”, Kudet ni papah”. Sungguh ini perkataan yang membuat kita mengelus dada mendengarnya.

Menjadi orang tua zaman now memang banyak tantangan dan peluangnya. Orang tua perlu mengasah keterampilan baru dan memahami dinamika yang ada untuk memastikan tidak ketinggalan zaman dalam mendidik dan membesarkan anak. Dalam mengikuti perkembangan zaman bukan hanya kita menguasai teknologi namun juga perubahan budaya dan pola asuh.

Pola asuh zaman dulu yang pernah kita terima saat masih anak-anak berbeda dengan kondisi saat ini. Oleh karena itu kita perlu update dan berkembang menyesuaikan dengan zaman now. Yuk, kita pelajari cara menjadi orang tua yang bisa mengikuti perkembangan zaman.

1. Be Open Minded (Menjadi Orang Tua yang Terbuka)

Parenting anak remaja
Orang tua sedang mengobrol dengan anak – Sumber : Freepik

Parents, menjadi orang tua zaman now berarti kita harus menjadi orang tua yang fleksibel dan terbukan dengan perubahan. Apa yang kita alami saat kecil akan berbeda situasinya dengan yang anak kita alami karena kondisi dan lingkungannya yang berbeda. Untuk itu artinya kita harus terbuka untuk menerima ide baru dalam mendidik anak, menyesuaikan pola asuh dengan perkembangan zaman, dan mengakomodasi minat serta kebutuhan anak yang berubah seiring waktu.

Cari Tahu Juga :
Anak Bermasalah? Bisa Kok Menasihatinya Tanpa Ngegas

Dalam mendidik anak, pada zaman sekarang orang tua tidak menjadi satu-satunya sumber informasi. Sebagai orang tua, kita harus siap menerima masukan dari sekitar kita termasuk dari anak kita sendiri ketika mereka menunjukan sesuatu yang baru pada kita. Karena kita hidup lebih dulu dari anak-anak, berdasarkan pengalaman itu kita bisa membimbing mereka secara bijaksana.

2. Be Learner (Menjadi Orang Tua Pembelajar)

Parenting anak laki-laki
Bunda sedang melihat laptop bersama anak – Sumber : Freepik

Teknologi adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari saat ini. Sebagai orang tua, penting untuk memahami dan mengintegrasikan teknologi ke dalam kehidupan keluarga. Ini termasuk memahami cara kerja perangkat digital, aplikasi, media sosial, dan internet. Selain itu kita mau berusaha meluangkan waktu di tengah kesibukan untuk belajar.

Dengan teknologi yang semakin memudahkan, kita bisa belajar bukan hanya memahami penggunaan teknologi namun juga belajar bagaimana mengasuh anak yang hidup di tengah kecanggihan zaman. Kita bisa mencari informasi baru dan memperluas wawasan dengan belajar melalui media sosial, podcast, support group dan lain-lain.

Dengan menjadi orang tua yang pembelajar, kita dapat mengawasi dan membimbing anak-anak dalam menjalani hidupnya dengan bijaksana.

3. Be Fun and Be Friends for Kids (Menjadi Orang Tua yang Menyenangkan dan Teman bagi Anak)

Parenting anak perempuan
Ayah sedang mengobrol dengan anak – Sumber : Freepik

Seberapa sering kita ngobrol dengan anak? Ngobrol biasa yang hanya sekedar sharing atau diskusi mengenai hal yang penting, termasuk membantu anak memecahkan persoalannya. Jika sering, selamat! Berarti kita telah menjadi teman bagi anak. Dalam era di mana informasi berlimpah dan komunikasi semakin kompleks, penting bagi kita untuk dekat dengan anak dengan memperkuat keterampilan komunikasi kita.

Cari Tahu Juga :
Jalankan Langkah Ini Orangtua Dan Anak Bisa Makin Akrab, Kenapa Ya?

Parents, Komunikasi adalah kunci utama dalam hubungan orang tua dengan anak. Menjadi orang tua yang tidak ketinggalan zaman berarti orang tua yang bisa menjadi teman menyenangkan bagi anak.  berbicara dengan jelas dan terbuka, serta menggunakan teknologi sebagai alat untuk mengeratkan hubungan yang baik dengan anak.

Menjadi orang tua di era modern bukanlah tugas yang mudah. Namun, dengan kesadaran akan perubahan yang terjadi di sekitar kita dan komitmen untuk terus belajar dan beradaptasi, kita sebagai orang tua dapat memberikan fondasi yang kuat bagi anak-anak untuk berhasil di masa depan yang penuh dengan tantangan dan peluang. Kemudian juga bisa memastikan bahwa mereka tetap relevan dan efektif belajar dan sharing dengan orang tua.

Parents, setelah kita memahami cara agar kita bisa menjadi orang tua yang update dan tidak ketinggalan zaman, selanjutnya alasan mengapa kita harus update dan tidak boleh ketinggalan zaman. Ya betul, karena ada sejumlah dampak yang harus kita hindari dan cegah agar tidak terjadi pada keluarga kita. Yuk, kita bahas.

Dampak Apabila Orang Tua Ketinggalan Zaman

Tips Parenting
Bunda dan anak sedang melihat handphone – Sumber : Freepik

Perubahan dan perkembangan zaman mempengaruhi cara kita para orang tua mendidik dan berinteraksi dengan anak-anak. Namun apabila kita terjebak dalam zaman yang telah berlalu atau tidak mampu mengikuti perkembangan zaman dengan cepat, ada sejumlah dampak terhadap hubungan kita dengan anak-anak. Berikut ini 4 dampak apabila orang tua ketinggalan zaman.

Cari Tahu Juga :
Penuhi Tangki Cinta Anak, Cukup 15-20 menit Bersama Anak

1. Komunikasi dengan Anak Terganggu.

Orang tua yang tidak mengerti atau tidak mau mempelajari media sosial atau bahkan cara menggunakan ponsel cerdas, mungkin akan kesulitan untuk terlibat dalam percakapan yang relevan dengan anak. Ini bisa mengakibatkan anak-anak merasa tidak bisa berbagi dengan orang tua mereka, karena merasa tidak dimengerti atau tidak ada kesamaan dalam hal minat atau pengalaman.

2. Perbedaan Nilai dan Prioritas

Orang tua yang ketinggalan zaman mungkin memegang nilai-nilai yang diterimanya saat masih anak-anak dulu dan sebagiannya menjadi tidak relevan lagi bagi anak. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan dan konflik antara orang tua dan anak, karena sulit bagi keduanya untuk memahami dan menerima pandangan satu sama lain.

3. Keterbatasan Pengawasan dan Perlindungan

Berkembangnya teknologi membuat anak sering kali terlibat dalam aktivitas online. Hal itu tentu memerlukan pengawasan dan perlindungan yang tepat. Orang tua yang ketinggalan zaman mungkin tidak menyadari risiko-risiko ini atau tidak memiliki pengetahuan tentang cara melindungi anak-anak mereka secara efektif di dunia digital. Bahayanya anak kita bisa menjadi korban pelecehan, intimidasi, atau eksploitasi online.

4. Ketidakmampuan untuk Mendorong Potensi Anak

Orang tua memiliki peran penting dalam memberikan dukungan dan bimbingan kepada anak untuk mencapai potensi mereka dengan maksimal. Nah, ketinggalan zaman bisa menghambat kemampuan orang tua untuk melakukan hal ini. Misalnya, jika kita sebagai orang tua tidak memahami pentingnya keterampilan digital atau tidak memahami tren karier masa depan, kita mungkin tidak bisa memberikan arahan yang relevan kepada anak.

Cari Tahu Juga :
Ajarkan Anak Pendidikan Seksual Sesuai Usianya. Begini Caranya

Dampak ketinggalan zaman orang tua terhadap hubungan dengan anak-anak bisa sangat signifikan dan kompleks. Dari gangguan komunikasi, kesenjangan nilai dan prioritas, bahkan hingga risiko terhadap keselamatan dan kesejahteraan anak. Ketinggalan zaman dapat menghambat perkembangan hubungan yang sehat dan mendukung antara orang tua dan anak.

Oleh karena itu penting bagi kita, para orang tua untuk berusaha untuk tetap terbuka terhadap perubahan, belajar, dan terlibat aktif dalam kehidupan anak-anak, agar dapat membangun hubungan yang kuat dan bermakna yang mendukung perkembangan dan kesejahteraan anak-anak di masa depan.

Follow Official WhatsApp Channel Parentspedia.com untuk mendapatkan worksheets dan artikel-artikel terkini.

Bagaimana Reaksinya, Parents?
+1
9
+1
3
+1
3
+1
2
+1
2
+1
+1
2

Tim Admin

Tim Admin Parentspedia

More Reading

Post navigation

16 Comments

  • Salut sama orang tua yang mau belajar dan melihat perkembangan dunia saat ini bagaimana. Yang ngga melulu cuma bisa bilang, ngga boleh, zaman ibu/bapak dulu ngga ada yang kaya gitu. Alhamdulillah di rumah hal seperti ini ngga selalu ada. Ada kalanya berdebat di rumah masalah hal yang udah ngga sesuai lagi untuk saat ini, jika kita bisa menjelaskan dan orang tua pun bisa menerima sih seru ya..

  • Setuju kak. Semua poin di atas aku selalu berusaha terapkan ke adekku yang selisih umurnya beda jauh (anggep aja ajang latihan sebelum punya anak hiihi). Aku pun sebagai anak juga bakal seneng kalo ortu bisa menerapkan poin di atas, tapi sayangnya kayaknya nggak mungkin ya hehe

  • Hehe berat juga yah tugas orang tua, apalagi orang tua di jaman yang serba digital. Saya setuju sih, untuk jadi orang tua di jaman sekarang, wajib punya pikiran yang terbuka dan mau belajar. Jangan sampai karena tidak mau “update” malah membuat jarak antara orang tua dengan anak.

  • Menjadi orang tua sekarang emang jauh lebih berat karena juga harus belajar dengan teknologi dan memahami perkembangan gaya hidup anak anak jaman sekarang. Harus bisa memahami dan membaur supaya lebih mudah untuk masuk dan membimbing dan mengarahkan

  • Memang ya, menjadi orang tua itu tidak ada sekolah formalnya. Tapi kita bisa learning by doing, mengikuti seminar parenting dll. Ini diupayakan supaya kita bisa klop dengan anak-anak, apalagi jika anak sudah remaja. Jadi orang tua yang up to date itu wajib banget ya di zaman now. Adaptasi dan sosialisasi itu harus bisa.

  • Dalam agama saja kita memang diharuskan bisa menyesuaikan dengan zaman dalam hal pola asuh anak. Hal ini pernah diungkapkan Ali bin Abi Thalib: Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya masing-masing

  • Karena memang kondisi dunia zaman dulu sama sekarang udah beda ya. Jadi kita pun harus menyesuaikan cara mendidiknya.

  • Bacaan menarik buat kita2 yng udah punya anak biar g salah treatment dan semoga anak bisa tumbuh kembang dengan optimal

  • Di tengah ilmu parenting yang semakin mudah diakses ini, tantangan menjadi orang tua juga semakin luar bisa ya, tetap harus bisa mendidik anak sesuai zamannya.

  • Terus terang saja saya masih jauh dari kata ideal dalam hal menjadi ortu. Namun, Alhamdulillah berdasarkan isi artikel ini, minimal saya telah on the track. Telah berusaha paham situasi zaman kini beserta pemanfaatan aneka teknologi yang ada.

  • Memang tantangan banget perihal mendidik anak di zaman sekarang, dan mungkin salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah dengan mengikuti perkembangan zamannya. Agar sedikit bisa sefrekuensi dengan anak-anak.

  • Iya banget, hari gini mah kudu deh jadi ortu asyik yang gak ketinggalan zaman. Soalnya bener-bener deh dunia anak muda zaman sekarang sangat-sangat jauh dari zaman kita dulu. Aku juga sebisa mungkin ikut belajar dengan dunia anak muda zaman sekarang. Semoga kita semua bisa jadi orang tua yang baik ya.

  • Menjadi orang tua, terlebih di era teknologi serba cepat sekarang ini memang tidak mudah. Orang tua harus bisa menyesuaikan diri, sekaligus bisa mempertahankan prinsip yang ada. Ya, kan ada orang tua yang karena tidak ingin dibilang ketinggalan zaman, membebaskan anaknya, sebebas-bebasnya. Nah, pola pikir seperti ini yang bahaya

  • Menjadi orang tua sekarang harus bisa memposisikan diri sebagai sahabat anak dan memahami perkembangan jaman supaya gak ketinggalan

  • Ada hadis atau apa gtu bilang didiklah anak sesuai zamannya. Nah anak sekarang tu aku lihat berani2, mereka gak sungkan bertanya kalau ada yang gak tahu, gak sungkan membantah kalau gak setuju, dll. Di sini peran ortu supaya bisa melakukan pendekatan terbaik supaya gak dianggap ortu kolot. Meski demikian jg mikir gmn cara menjadi sahabat anak tanpa kehilangan wibawa sebagai ortu juga sih ya hehe

  • Tidak mudah ya jadi orang tua jaman now, selain harus melek teknologi juga harus menjadi orang tua yg baik dan contoh yg baik untuk anak juga. Semangat terus parents….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

What do you like about this page?

0 / 400