Home » Anak » Anak Manja Akibat Orang Tua Overprotektif?
Anak Manja

Anak Manja Akibat Orang Tua Overprotektif?

Parents, sebagai orang tua kita tentu sadar dan paham bahwa setiap orang memiliki gaya dan cara pengasuhan yang berbeda-beda. Sebagian mungkin masih mengadopsi pola asuh tradisional, pola asuh orang tua zaman dulu yang diterapkan pada kita sewaktu menjadi anak, lalu diteruskan pada anak sekarang.

Sementara sebagian yang lain beradaptasi dengan metode pengasuhan yang lebih modern seperti gentle parenting. Gentle parenting merupakan pola asuh yang orang tua lakukan dengan pendekatan lembut dan penuh kasih sayang, yang bertujuan untuk membantu anak tumbuh bahagia, mandiri, dan percaya diri. Pola asuh ini menekankan pada empat prinsip utama, yaitu: Empati, Rasa hormat, Pengertian, dan Batasan.

Meskipun ragam gaya pengasuhan bervariasi, tujuan umumnya serupa yakni memberikan yang terbaik bagi anak. Hal ini perlu kita pahami dan sepakati bersama. Namun, perlu kita sadari bahwa setiap gaya pengasuhan memiliki dampak yang besar bagi perkembangan anak, baik positif maupun negatif. Dampak ini adalah hal yang perlu kita cermati lebih dalam.

Misalnya, saat berada di taman, kita mungkin melihat sekelompok anak bermain bersama. Di antara mereka, ada yang tampak mendominasi hingga tidak ada yang berani menolak keinginannya. Apakah ini sehat? Tidak selalu, karena perilaku dominan yang berlebihan bisa menjadi indikasi bullying.

Anak yang cenderung dominan atau manja, tentu mendapatkan pola asuh yang berbeda-beda dari orang tuanya dengan beragam faktor penyebabnya. Nah, dalam pembahasan kali ini, kita akan melihat lebih dekat apa yang menyebabkan seorang anak menjadi manja.

Cari Tahu Juga :
Mengatasi Rasa Insecure pada Anak, Orang Tua Perlu Lakukan Ini

Anak Manja itu Anak yang Seperti Apa?

Orang tua overprotektif
Anak Merasa Cemas

Sebelum memahami penyebab seorang anak menjadi manja, kita perlu memiliki gambaran jelas tentang apa yang dimaksud dengan “manja.” Dari berbagai definisi anak manja, secara singkat kita bisa sama-sama mensintesa anak manja biasanya adalah anak yang terlalu bergantung pada orang tua atau orang terdekat, bahkan dalam hal-hal sederhana yang seharusnya bisa ia lakukan sendiri.

Misalnya, jika anak berusia 14 tahun masih meminta orang tua untuk menemaninya ke kamar mandi, bisa jadi ini adalah tanda-tanda kemanjaan. Namun, kita juga harus mempertimbangkan kebutuhan khusus atau kondisi inklusi sebelum menilai apakah seorang anak manja atau tidak. Sebagai orang tua, kitalah yang paling tahu karakter anak kita.

Mengapa Anak Bisa Menjadi Manja?

Anak Manja
Anak Disuapin Makan

Melansir dari Kompas, salah satu faktor penyebab kemanjaan pada anak adalah pola asuh yang terlalu protektif. Orang tua sering kali ingin melindungi anak dari masalah atau kesulitan. Namun, perlindungan berlebihan bisa membuat anak menjadi manja dan kurang tangguh saat menghadapi masalah kecil.

Proteksi yang berlebihan juga dapat menghambat perkembangan critical thinking pada anak karena mereka terbiasa mendapat bantuan dalam menyelesaikan masalah. Jika hal ini terus orang tua biarkan, efeknya akan semakin besar dan berdampak pada kemandirian anak.

Masih dari Kompas, menurut Psikolog Anak dan Keluarga, Samanta Elsener, perlindungan berlebihan yang tidak memberi anak ruang untuk mandiri bisa mengurangi rasa percaya diri dan membuat mereka takut mengambil keputusan.

Cari Tahu Juga :
Ajak Anak Ikut Rafting, Ini yang Harus Dipersiapkan! Parents

Langkah yang Bisa Orang Tua Lakukan?

Anak Mandiri
Anak Membantu Orang Tua Mengepel

Parents, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki polas asuh kita pada anak asalkan sesuai dengan effort yang akan kita lakukan. Masih dari Kompas, Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga Rosdiana Setyaningrum menyebutkan ada empat langkah yang bisa orang tua lakukan untuk memperkecil risiko anak menjadi manja karena overprotektif yang telah orang tua lakukan sebelumnya.

  1. Mengajarkan Kemandirian: Sejak usia lima tahun, anak perlu orang tua berikan kesempatan untuk berusaha mandiri dengan memberikan pemahaman dan mengarahkan apa yang bisa ia lakukan sendiri dan mana yang memerlukan bantuan.
  2. Mengajarkan Konsep Sebab-Akibat: Memberikan pemahaman pada anak bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi menjadi langkah yang fundamental. Sehingga akan mengasah critical thinking dalam aktivitasnya.
  3. Memiliki Pencapaian: Berikan milestone atau titik-titik pencapaian bagi anak untuk meningkatkan rasa percaya dirinya.
  4. Menyelesaikan Masalah Sendiri: Kita harus bisa mengukur apakah masalah yang anak hadapi itu butuh bantuan orang tua atau tidak. Dari sejak kecil berikan kesempatan agar anak belajar mengatasi masalahnya tanpa bantuan orang tua.

Nah, parents, dari berbagai penjelasan di atas, kita sama-sama memahami kalau semua ini tentang pilihan kita sebagai orang tua. Keputusan untuk bersikap protektif atau membiarkan anak mandiri adalah pilihan yang membawa konsekuensi masing-masing.

Hal yang perlu kita ingat dan menjadi dasar penting adalah anak mudah mencontoh orang tua, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga, marilah kita menjadi teladan terlebih dahulu.

Bagaimana Reaksinya, Parents?
Love
Smile
Haha
Weary
Angry
Cry

Tim Admin

Tim Admin Parentspedia

More Reading

Post navigation

17 Comments

  • Bener itu kak. Jangan sering sering di manja sampe besar. Yang ada anak malah jadi ngelawan karena kemauannya gak di turuti, heheh

  • Pembahasan yang menarik, mungkin juga perlu sedikit memerikan apresiasi berupa rewads untuk anak jika suatu ketika mengalami pencapaian dari target-target tersebut kah?

  • Bener banget ini, sering terjadi nih anak-anak zaman sekarang. Penting banget memang ngajarin anak nyelesain masalahnya sendiri.

  • Nah, ini dia. Zaman sekarang, kecenderungan orang tua banyak yang ikut campur dalam memecahkan masalah anak, padahal masalah yang dihadapi sangat sederhana. Ini yang membuat anak merasa selalu benar, manja, dan selalu mengandalkan orang tuanya.

  • Setuju banget! Kita sebagai orang tua perlu kasih ruang buat anak belajar mandiri, biar nggak terlalu manja dan bisa menghadapi tantangan hidup.

  • Manja yang proporsional gak apa-apa ya, karena tidak semua manja itu tidak baik. Adakalanya anak sedang inging manja, asal tidak berlebihan. Overprotektif dan memanjakan itu betul sekali tidak baik bagi tumbuhkembang anak, apalagi orang tua tidak memberikan ruang kepada anak untuk mandiri. Kasian anaknya nanti ya.

  • Sad but true. Bener banget. Ini nempel sih di kepala anak sampai gede dan hingga kerja juga.

  • Kadang pola asuh ala VOC sesekali juga perlu, biar anak nggak manja-manja banget. Protektif ke anak boleh, asal jangan terlalu berlebihan. Karena kalau terlalu abai pada anak juga bisa berakibat buruk.

  • Apapun bentuk pola asuh orang tua, yang penting ada bonding dengan anak dan orang tua benar-benar tulus menyayangi anak. setuju dengan langkah untuk membuat anak nggak manja yang dijelaskan di atas

  • Betul, untuk menilai manja or nggak kita juga perlu menilai kondisi tiap-tiap anak. Karena contoh anak ABK, kriteria mandirinya bisa berbeda dari yang bukan ABK

  • Perlu yang apik ya dalam pola asuh anak ini. Orangtua nggak bisa sembarangan mengasuh apalagi sampai memanjakan

  • Mungkin salah satu alasan orangtua sekarang bersikap overprotektif karena terlalu sering juga mendapat informasi negatif tentang kejadian-kejadian di luar sana. Saya pun kadang seperti itu. Tapi mau bagaimana pun, anak-anak tetap harus belajar untuk mandiri terutama agar siap menghadapi dan menjalani masa depannya. Karena orangtua tidak selamanya bisa terus mendampingi mereka 24 jam kan ya.

  • Sayangnya masih banyak ortu yang terlalu overprotektif tanpa menyadari dampaknya terhadap karakter anak ya. Padahal kalau ortu dah tua dan anaknya dah gedhe potensial merepotkan ortu. Atau bahkan malah menelantarkan ortunya.

  • Overprotektif memang menjadi dampak negatif. Karena apa-apa yang over memang punya dampak negatif. Mari belajar lagi tentang parenting untuk tumbuh kembang yang semakin baik.

  • Kalau anak selalu dilindungi atau apa-apa tidak boleh justru kasihan anak tersebut di masa mendatang karena anak akan jadi tergantung sedangkan orang tua tidak selamanya dapat mendampingi anak bukan

  • Lengah dikit bikin degdegan.. Kadang jadi ortu sekrg serba salah. Protektif berlebih anak jadi ga mandiri susah lepas. Tapi situasi sekrg bikin ortu merasa dimanapun ga safety jadi ortu terlibat mulu demi anak.. Tipsnya bisa dicoba nih.

  • Anakku umur 7 tahun masih minta ditemenin mandi dan tidur aku sampai kesal banget. huhu. Semoga aja nih dia nggak keterusan sampai besar minta ditemani melulu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *