Home » Keluarga » Mendidik dengan Hati, Bukan dengan Ai
Mendidik dengan Hati

Mendidik dengan Hati, Bukan dengan Ai

Parents, saat ini kita hidup di tengah kecanggihan teknologi yang memudahkan kita dalam aktivitas kita. Teknologi membantu pekerjaan kita menjadi lebih mudah, ringan dan juga instan dalam hitungan beberapa menit bahkan detik saja. Pada suatu kesempatan saya mengikuti sebuah webinar kepenulisan yang disampaikan oleh guru saya, pak Cahyadi Takariawan. Beliau seorang tokoh parenting yang juga penulis 90 lebih judul buku dan 1200 lebih artikel di Kompasiana.

Webinar itu mengangkat topik yang menarik dengan judul Menulis dengan Hati atau dengan Ai. Sebuah topik yang berangkat dari fenomena kecanggihan teknologi Artificial Intelligent (Ai) yang secara instan dapat membantu seseorang membuat tulisan. Ai mampu membuat tulisan sebanyak 500 kata atau lebih hanya dalam 2 menit. Dalam paparan materinya, pak Cah membedah hasil tulisan yang dibuat oleh Ai. Ai yang digunakan dalam hal ini adalah ChatGPT.

Pak Cah memasukan promter atau perintah kepada ChatGPT untuk membuat artikel sebanyak 500 kata. Perintahnya membuat artikel tentang problematika rumah tangga dalam pandangan Islam menurut perspektif Cahyadi Takariawan beserta sumber referensi rujukannya. Setelah perintah diberikan, lalu dalam 2 menit tulisan pun selesai dan Ai atau ChatGPT itu mampu memberikan informasi yang jelas dan lengkap.

Ai atau ChatGPT diakui oleh pak Cah memang mampu memberikan informasi yang akurat mengenai topik yang beliau minta dalam promter atau perintahnya. Semua isi informasinya pak Cah akui benar bahwa itu merupakan pendapatnya dalam berbagai tulisannya. Namun yang menjadi koreksi pada hasil tulisan ChatGPT itu ada pada sumber yang menjadi rujukannya. Rujukan yang ChatGPT cantumkan dalam tulisannya baik itu buku atau sumber artikel online seperti Kompasiana semuanya tidak valid alias pak Cah tidak pernah membuat judul buku atau judul tulisan yang menjadi sumber rujukan tulisan tersebut.

Cari Tahu Juga :
8 Cara Efektif Melatih Anak Mengembangkan Self-Control

Dari bedah itu dapat kita ambil kesimpulan bahwa tulisan dari hasil robot Ai ChatGPT tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena robot Ai mengambil informasi secara acak bahkan bisa membuat sebuah referensi rujukan yang tidak bisa kita buktikan validitasnya. Jika demikian maka pesan atau nilai-nilai dari sebuah tulisan tidak akan bisa sampai kepada hati pembaca.

Menulislah dengan Hati

Cahyadi Takariawan
Pak Cah, Menulis dengan Hati – Dok. Pribadi

Kemudian pak Cah menyampaikan bahwa penggunaan teknologi dalam menulis tidak dilarang, namun hanya sebatas membantu apabila mengalami kebuntuan ide atau inspirasi ketika sedang membuat tulisan. Menulislah dengan hati karena tulisan yang keluar dari hati, akan sampai ke hati pembaca. Sebagaimana ketika kita membaca sebuah puisi, kitab atau novel yang kemudian kita sampai terhanyut meresapi setiap untaian katanya, maka dapat kita yakini bahwa si penulis menulisnya dengan hati. Oleh karena itu menulislah dengan hati.

Luruskan niat menulis untuk ibadah, jangan berorientasi pada pujian semata. Kemudian Kejujuran menjadi sumber yang sangat jernih untuk menghasilkan tulisan dengan ketajaman emosi. Tulisan yang masuk ke hati pembaca, karena berasal dari kejujuran penulisnya. Menulis dengan hati tentunya menghadirkan dan melibatkan emosi yang positif dari penulisnya, karena saat menulis, kita tidak hanya memproduksi kata-kata namun tengah memproduksi rasa.

Menulislah dengan hati karena tulisan yang keluar dari hati, akan sampai ke hati pembaca.

Cahyadi Takariawan

Semua pesan positif yang pak Cah sampaikan, tidak bisa kita raih jika dalam proses menulisnya seratus persen robot Ai melalui ChatGPT yang membuatnya, karena robot tidak bisa memproduksi rasa melalui setiap kata yang ia hasilkan. Kemudian kita sebagai penulisnya pun tidak memiliki integritas karena tidak jujur dalam hasil karya tulisannya.

Cari Tahu Juga :
Pergaulan Remaja Semakin Rawan, Sekolah Asrama Jadi Solusi?

Mendidik juga dengan Hati bukan dengan Ai

Mendidik dengan hati
Mendidik dengan Hati – Dok. Pribadi

Setelah mengikuti webinar itu, saya kepikiran dengan fenomena saat ini di mana kecanggihan teknologi hadir di tengah para orang tua yang sedang mengasuh anaknya. Tidak jarang melihat orang tua yang pengasuhan anaknya diserahkan kepada kecanggihan teknologi. Anak-anak usia dini sudah familiar dengan HP atau laptop atau TV digital dengan tayangan-tayangan video secara online.

Entah benar atau tidak saya mengaitkan pesan dari webinar semalam menulis dengan hati bukan dengan Ai ke dalam konteks mendidik dengan hati bukan dengan Ai. Menurut pendapat pribadi, kondisi di mana orang tua yang memberikan anaknya dengan gadget tanpa batasan yang jelas seperti ibarat penulis yang secara full tulisannya oleh robot Ai yang membuatnya. Artinya yang menulis bukan manusia tapi robot Ai sama halnya yang mengasuh bukan orang tua tapi robot digital.

Padahal secara makna yang saya pahami pengasuhan anak merupakan proses membimbing, merawat, mendidik, dan membesarkan anak-anak. Pengasuhan mulai sejak mereka lahir hingga mencapai kedewasaan. Ini melibatkan berbagai aspek, mulai dari memberikan cinta dan perhatian, memenuhi kebutuhan fisik seperti makanan dan tempat tinggal, hingga mendidik nilai-nilai moral, sosial, dan pendidikan.

Pengasuhan anak merupakan proses membimbing, merawat, mendidik, dan membesarkan anak-anak. Nilai-nilai pengasuhan pada makna tersebut tidak akan bisa kita dapatkan tanpa adanya pengasuhan yang real oleh manusia bukan robot digital atau Ai.

Parentspedia.com

Nah, nilai-nilai pengasuhan pada makna tersebut tidak akan bisa kita dapatkan tanpa adanya pengasuhan yang real oleh manusia bukan robot digital atau Ai. Adanya interaksi yang masif antara orang tua dan anak. Sebagaimana menulis dengan hati, pengasuhan pun mesti kita lakukan dengan hati. Kecanggihan teknologi bukan menjadi perangkat utama, namun hanya sekedar perangkat pendukung yang membantu kita dalam memberikan pendidikan kepada anak.

Cari Tahu Juga :
Tips Pakar Parenting Cara Komunikasi Efektif dengan Pasangan

Manfaat Mendidik dengan Hati

Pengasuhan anak yang baik
Mengasuh dengan Hati – Freepik

Parents, kita tentu paham bahwa mendidik dengan hati membawa manfaat besar dalam perkembangan anak. Manfaatnya terutama dalam membangun hubungan emosional yang kuat antara orang tua dan anak. Ketika orang tua mendidik dengan penuh kasih sayang, empati, dan pengertian, anak akan merasa lebih aman dan orang tua hargai.

Melakukan pengasuhan secara langsung dengan hati bukan dengan menyerahkan kepada robot digital akan meningkatkan kesehatan emosional. Lalu akan memperkuat rasa keterikatan anak dengan keluarga. Anak-anak yang kita besarkan dengan pendekatan penuh hati biasanya tumbuh menjadi individu yang lebih empatik. Mereka juga tumbuh dengan percaya diri, dan mampu membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

Selain itu, mendidik dengan hati memungkinkan orang tua untuk lebih memahami kebutuhan emosional dan psikologis anak. Hal ini membantu anak untuk lebih terbuka dalam mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran mereka. Pada akhirnya kita memfasilitasi komunikasi yang lebih baik dalam keluarga. Untuk itu yuk kita dekati anak kita. Kita asuh mereka dengan hati dan jangan sampai teknologi menggantikan peran kita sebagai orang tua dalam mengasuh anak.

Bagaimana Reaksinya, Parents?
+1
9
+1
5
+1
2
+1
2
+1
+1
+1
1

Tim Admin

Tim Admin Parentspedia

More Reading

Post navigation

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *